Tanda Lailatul Qadar, Doa, dan Ciri Orang yang Mendapatkannya Beserta Keutamaannya Secara Lengkap
Ada banyak hal yang perlu di pahami seputar malam lailatul qadar
yang agung serta di agungkan oleh setiap umat muslim, tidak hanya
sebatas keutamaan, ciri-ciri atau tanda kedatangan malam tersebut.
Tetapi juga perlu di pelajari apa makna dari qadar itu sendiri yang
memiliki makna dalam dan berbeda di kalangan para ahli dalam memberikan
pengertian tentang qadar tersebut Mengutif dari pengarang kitab Tafsir
Al-Misbah yaitu Muhammad Quraish Shihab bahwa kata qadar itu memiliki
tiga 3 arti berbeda.
Pertama
: qadar berarti penetapan atau pengaturan. sehingga lailatul qadar
dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia
Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada
malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi
Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar
yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik
sebagai individu maupun kelompok.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Artinya
: sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan (QS:Ad-Dukhan Ayat 3).
Kedua
: qadar berati kemuliaan. Malam lailatul qadar adalah malam yang sangat
mulia, kemuliaan malam tersebut karena terpilih sebagai malam turunnya
al-qur’an serta menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat
diraih. Kata qadar yang memiliki arti mulia ini dapat di temukan pada
salah satu ayat surat al-an’am ayat 91 yang menerangkan tentang kaum
musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala
basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana
kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak
menurunkan sesuatu pun kepada manusia).
وَمَا
قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ
عَلَىٰ بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ
بِهِ مُوسَىٰ نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ ۖ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ
تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا ۖ وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا
أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ
يَلْعَبُونَ
Dan
mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di
kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”.
Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh
Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu
lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan
(sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah
diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak
mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian
(sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka
bermain-main dalam kesesatannya.
Ketiga
: qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena
banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam
Surat Al-Qadar: “pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril)
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
QS Al-Qadr ayat 1-5:
(1) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.
(2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
(3) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
(4) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
(5) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Kata
qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam
ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa
yaqdiru” (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan
mempersempitnya bagi yang dikehendakinya).
Inilah
kesungguhan menarik yang bisa di sempurnakan oleh setiap orang yang
melaksanakan ibadah puasa ramadhan hanya lillahi ta’ala, Dimana ada
keistimewaan khusus dari segi pengamalan dan pelaksanaan semua aktifitas
di bulan suci tersebut termasuk saat menjemput, menyambut kedatangan
malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, Sebagaimana yang banyak di
jelaskan dalam beberapa kajian agama yang mengulas semua tentang malam
lailatul qadar itu sendiri.
Keutamaan Lailatul Qadar
Semua amal ibadah seperti shalat, tilawah al-Qur’an, dan dzikir serta amal sosial (seperti shodaqoh dana zakat), yang dilakukan pada malam itu lebih baik dibandingkan amal serupa selama seribu bulan (tentu di luar malam lailat al qodr sendiri).
Semua amal ibadah seperti shalat, tilawah al-Qur’an, dan dzikir serta amal sosial (seperti shodaqoh dana zakat), yang dilakukan pada malam itu lebih baik dibandingkan amal serupa selama seribu bulan (tentu di luar malam lailat al qodr sendiri).
Tanggal Lailatul Qadar
Kapankah tanggal lailatul qadar? Dalam
Surat Al Baqarah ayat 185 dijelaskan bahwa turunnya Al Quran itu di
bulan Ramadhan. Sedangkan di Surat Al Qadr ayat 1 disebutkan bahwa Allah
menurunkan Al Quran di malam lailatul qadar. Sehingga disimpulkan, ia
terjadi pada bulan Ramadhan dan ia turun setiap tahun pada bulan yang
sama.
Buya Hamka menuliskan dalam Tafsir Al Azhar:
Kapankah waktu lailatul qadar itu? Al Quran telah menjelaskannya dalam surat Al Baqarah ayat 185 bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang padanya diturunkan Alquran menjadi petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan pemisah di antara yang haq dengan yang batil.
Kapankah waktu lailatul qadar itu? Al Quran telah menjelaskannya dalam surat Al Baqarah ayat 185 bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang padanya diturunkan Alquran menjadi petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan pemisah di antara yang haq dengan yang batil.
Tetapi menjadi perbincangan panjang
lebar di antara ahli hadits dan riwayat, kapankah datangnya lailatul
qadar. Sehingga dalam kitab Fathul Bari Syarah Bukhari dari Ibnu Hajar
al Asqalani yang terkenal itu, disalinkan beliau tidak kurang ada 45
qaul tentang malam terjadinya lailatul qadar masing-masing menurut
catatan ulama-ulama yang merawikannya; sejak dari malam 1 Ramadan sampai
malam 29 atau malam 30 Ramadan, ada saja ulama yang merayakan malam itu
dalam kitab tersebut. Dan semua pun dinukilkan pula oleh Asy Syaukani
di dalam Nailul Authar.
Ada satu riwayat dalam hadits Bukhari
dirawikan Abu Said Al Khudri bahwa tentang malam berapa yang tepat,
dianjurkan supaya setiap malam bulan Ramadhan itu diramaikan dan
diisikan dengan aneka ibadah. Tetapi terdapat juga riwayat yang kuat
bahwa lailatul qadar itu ialah pada malam sepuluh akhir dari Ramadhan.
Karena sejak malam 21 itu Nabi lebih memperkuat ibadahnya daripada
malam-malam yang sebelumnya, sampai beliau bangunkan keluarganya yang
tertidur.
Jadi soal tanggal lailatul qadar, para
ulama tidak bisa memastikannya. Namun pendapat yang kuat mengatakan
bahwa ia jatuh pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ
“Sungguh aku diperlihatkan lailatul
qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh
malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil” (Muttafaq alaih)
Lebih spesifik, ada tiga hadits yang menyebutkan bahwa lailatul qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan.
قَالَ أُبَىٌّ وَاللَّهِ الَّذِى لاَ إِلَهَ
إِلاَّ هُوَ إِنَّهَا لَفِى رَمَضَانَ – يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِى –
وَوَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىُّ لَيْلَةٍ هِىَ. هِىَ اللَّيْلَةُ
الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا
أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ
لَهَا.
Ubay (bin Ka’ab) berkata, “Demi Allah
yang tiada ilah kecuali Dia. Sesungguhnya ia (lailatul qadar) terjadi di
bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku mengetahui malam itu.
Ia adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memerintahkan kami untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27. Dan sebagai
tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan cahaya putih
yang sinarnya tidak menyilaukan.” (HR. Muslim)
قَالَ أُبَىٌّ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِى هِىَ اللَّيْلَةُ
الَّتِى أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ
لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ – وَإِنَّمَا شَكَّ شُعْبَةُ فِى هَذَا
الْحَرْفِ – هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم-.
Ubay (bin Ka’ab) berkata tentang
lailatul qadar, “Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui bahwa ia
(lailatul qadar) adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam memerintahkan untuk qiyamullail, yaitu malam ke-27.” Syu’bah
(salah seorang perawi) ragu dengan kata “amarana” atau “amarana bihaa”.
(HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Barangsiapa ingin mencarinya, hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27” (HR. Ahmad)
Berdasarkan hadits-hadits tersebut,
sebagian ulama menyakini bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27.
Namun, jumhur ulama menjelaskan bahwa hadits tersebut hanya menyatakan
bahwa lailatul qadar pernah terjadi pada malam ke-27. Adapun pada
tahun-tahun lainnya, ia tidak bisa dipastikan apakah terjadi pada malam
ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27 atau malam ke-29.
Baca Juga:Niat Qadha Puasa Ganti Puasa Ramadhan dan Doa Buka Puasanya
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Jumhur ulama tidak bisa memastikan
tanggal berapa jatuhnya lailatul qadar. Namun, ada sejumlah hadits yang
menyebutkan tanda lailatul qadar.
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh
kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada
pagi harinya matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR.
Ath Thoyalisi dengan sanad yang baik menurut Haitsami)
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ
سَاجِيَةٌ لاَ بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ
يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ
صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ
مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
“Sesungguhnya tanda lailatul qadar
adalah jernih lagi terang, seakan-akan ada rembulan yang
terang-benderang, tenang lagi sejuk, tidak ada dingin padanya tidak pula
panas, dan tidak pula ada pelemparan bintang (meteor) pada malam itu
hingga pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah bahwa pada pagi hari,
matahari keluar dengan sempurna tanpa ada kesilauan padanya, seperti
bulan pada bulan purnama. Syaithan tidak halal untuk keluar bersama
(lailatul qadr) pada hari itu.” (HR. Ahmad; hasan)
Ubay bin Ka’ab menjelaskan:
وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا
“..Dan sebagai tandanya adalah pada pagi
harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang tidak bersinar-sinar
menyilaukan.” (HR. Muslim)
أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَأَرَانِى صُبْحَهَا أَسْجُدُ فِى مَاءٍ وَطِينٍ
“Telah diperlihatkan kepadaku lailatul
qadr, kemudian saya dibuat lupa terhadapnya, dan saya melihat bahwa
diriku sujud di atas air dan tanah pada pagi hari.” (HR. Muslim)
Jadi secara ringkas, berdasarkan hadits-hadits di atas, tanda lailatul qadar ada lima yaitu:
- Malam itu langit relatif jernih dan terang
- Hawa malam itu tidak panas, juga tidak terlalu dingin
- Malam itu tidak ada meteor
- Terkadang malam itu turun hujan
- Pagi harinya matahari terbit dengan sempurna, cahayanya putih dan relatif tidak menyilaukan
Shalat Sunnah Lailatul Qadar
Niatnya :
Niatnya :
اُصَلِىّ سُنَّةً فِى لَيْلَةُ اْلقَدْرِ اَرْبَعَ رَكَعَةٍ لِلَّهِ تَعَالَى اَللهُ اَكْبَرُ
Latin “Ushalli sunnatan fi Lailatul Qodr, Arba’a Raka’atin Mustaqbilal Qiblat, Lillahi Ta’ala, Allohu akbar”
Dalam
prakteknya itu tidak jauh berbeda dengan shalat sunnat pada umumnya,
akan tetapi akan lebih afdhol lagi sesuai dengan anjuran yang telah di
terangkan oleh para Ulama dalam kitabnya yaitu : Laksanakan seperti
syarat rukun Shalat, dengan Bacaan tiap Rakaat, setelah membaca fatihah,
kemudian membaca surat ikhlas 7 x atau At-Takatsur 1 x kemudian Al
ikhlas 3 x atau Al-Qadr (inna anjalnahu fii lailatul Qadr, hingga Akhir
surat) sebanyak 3 x.
Lailatul Qadar Adalah
Suatu rahmat atau hadiah yang sangat luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada hambanya pada bulan romadhan, yang senantiasa tidak pernah meninggalkan ibadah. Waktunya, dalam satu riwayat, adalah pada hari-hari ganjil saja dari tanggal 21 sampai 29. Dan cara untuk mndapatkanya, janganlah tidur semalaman pada hari-hari ganjil tersebut dengan di isi ibadah terus menerus.
Suatu rahmat atau hadiah yang sangat luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada hambanya pada bulan romadhan, yang senantiasa tidak pernah meninggalkan ibadah. Waktunya, dalam satu riwayat, adalah pada hari-hari ganjil saja dari tanggal 21 sampai 29. Dan cara untuk mndapatkanya, janganlah tidur semalaman pada hari-hari ganjil tersebut dengan di isi ibadah terus menerus.
Tanda Tanda (Prediksi) Turunnya Lailatul Qadar
Dalam hal ini para Ulama memberikan pandangan dan pendapatnya terutama dari pertanyaan kapan lailatul qadar itu turun, nah Salah satunya yang di kemukakan oleh Imam Al ghazali yang menyebutkan bahwa lailatul qadar tersebut itu tergantung kapan puasanya di mulai. Sebagaimana yang tercantum pda kitab I’anatu tholibin
Dalam hal ini para Ulama memberikan pandangan dan pendapatnya terutama dari pertanyaan kapan lailatul qadar itu turun, nah Salah satunya yang di kemukakan oleh Imam Al ghazali yang menyebutkan bahwa lailatul qadar tersebut itu tergantung kapan puasanya di mulai. Sebagaimana yang tercantum pda kitab I’anatu tholibin
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر
فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين
أو يوم الاثنين: فهي ليلة إحدى وعشرين
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة: فهي ليلة سبع وعشرين
أو الخميس: فهي ليلة خمس وعشرين
أو يوم السبت: فهي ليلة ثلاث وعشرين
فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين
أو يوم الاثنين: فهي ليلة إحدى وعشرين
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة: فهي ليلة سبع وعشرين
أو الخميس: فهي ليلة خمس وعشرين
أو يوم السبت: فهي ليلة ثلاث وعشرين
Artinya :
A. Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka lailatul qodar malam 29
B. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
C. Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qodar malam 27
D. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
E. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 23
A. Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka lailatul qodar malam 29
B. Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
C. Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qodar malam 27
D. Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
E. Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 23
Tentunya
ini berdasarkan pengalaman yang begitu luar biasa yang pernah di alami
oleh Imam Al ghazali ketika mengalami hal semacam itu, adapun
kepastiannya itu hanya Alloh S.W.T yang maha tau atas apa yang semua di
kehendakinya.
Rahasia Lailatul Qadar
Abu Hurarirah,”Barangsiapa yang berqiam dimalam Al-Qadar dengan penuh keimanan dan bersungguh-sungguh maka telah diampunkannya apa yang telah lalu dari dosanya”. (Riwayat Bukhari didalam Kitab Al-Saum).
Abu Hurarirah,”Barangsiapa yang berqiam dimalam Al-Qadar dengan penuh keimanan dan bersungguh-sungguh maka telah diampunkannya apa yang telah lalu dari dosanya”. (Riwayat Bukhari didalam Kitab Al-Saum).
Cara Meraih Lailatul Qadar
A. Bangunlah Malam Hari
Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa yang melakukan shalat Isya’ berjamaah, seolah-olah ia berqiyam (bangun malam) di separuh malam. Dan barang siapa yang shalat shubuh berjamaah, seolah-olah ia melakukan di sepanjang malam tersebut.” (HR. Ahmad Muslim).
A. Bangunlah Malam Hari
Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa yang melakukan shalat Isya’ berjamaah, seolah-olah ia berqiyam (bangun malam) di separuh malam. Dan barang siapa yang shalat shubuh berjamaah, seolah-olah ia melakukan di sepanjang malam tersebut.” (HR. Ahmad Muslim).
B. Beragam Ibadah Yang Bisa di Amalkan pada malam itu
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan berbagai amal ibadah secara yakin dan percaya kepada pahala yang disediakan Allah dan dengan secara ikhlas, maka Allah akan mengampunkan segala dosanya yang telah lalu.”
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan berbagai amal ibadah secara yakin dan percaya kepada pahala yang disediakan Allah dan dengan secara ikhlas, maka Allah akan mengampunkan segala dosanya yang telah lalu.”
C. Dengan Penuh Berdzikir
Hidupkanlah Ramadhan dengan bershalat Tarawih di dalamnya. Berkata Aisyah r.a,”Ya Rasulullah, di waktu Lailatul Qadar apakah yang harus aku lakukan?Katakanlah, Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka pada pengampunan, maka ampunilah aku.”
Hidupkanlah Ramadhan dengan bershalat Tarawih di dalamnya. Berkata Aisyah r.a,”Ya Rasulullah, di waktu Lailatul Qadar apakah yang harus aku lakukan?Katakanlah, Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka pada pengampunan, maka ampunilah aku.”
Dari
dan berdasarkan uraian keterangan yang di ulas tadi tentunya ada
semangat dan moyivasi tersendiri bagi setiap umat islam yang ingin
meriah keistimewaan dan keutamaan dari pada malam lailatul qadar itu,
yang tentunya dalam hal ini hakikat dan tujuan dari pada pelaksanaan
selama bulan suci ramadhan berlangsung hanya semat-mata karena Allah
Subhanahu Wata’ala sebagai puncak dari tujuan akhir pengabdian dan
pengamalan seorang hamba.
Penelusuran yang terkait dengan Malam Lailatul Qadar
- 6 tanda malam lailatul qadar
- kapan datangnya malam lailatul qadar
- keistimewaan malam lailatul qadar
- 5 tanda malam lailatul qadar
- ciri ciri malam lailatul qadar
- malam lailatul qadar 2019
- peristiwa apa yang terjadi pada malam lailatul qadar
- malam lailatul qadar adalah malam bersejarah karena merupakan malam
Posting Komentar untuk "Tanda Lailatul Qadar, Doa, dan Ciri Orang yang Mendapatkannya Beserta Keutamaannya Secara Lengkap"