Rukun Iman dan Rukun Islam : Pengertian, Urutan, Penjelasan, Makna (Lengkap)
Pengertian Iman
Iman,
bila ditinjau dalam bahasa arab, maka anda akan mendapatkan artinya
yakni percaya. Sedangkan apabila anda meninjaunya dalam segi istilah,
maka anda akan mendapatkan bahwa pengertian dari iman adalah membenarkan
dengan hati, diucapkan oleh lisan dan diwujudkan melalui perbuatan.
Sedangkan dalam hadis, iman berarti membenarkan secara batin.
Membenarkan
dalam hati bermakna bahwa apabila anda melihat atau mendengar sesuatu,
maka anda akan meyakini secara penuh. Tidak akan ada rasa gundah dikala
anda harus meyakini dan mempercayai informasi yang anda dapatkan.
Terutama saat anda harus meyakini dalam hati bahwa hanya Allah lah tuhan
yang berhak untuk disembah dan tiada sekutu bagi Nya.
Mengucapkan
secara lisan, adalah apabila kita telah meyakininya dalam hati, maka
anda bisa menyebarkan apa yang anda yakini, sehingga apa yang anda
yakini tersebut dapat juga di terima oleh orang-orang yang berada di
sekitar anda. Dengan hal tersebut, akan banyak dukungan yang mengalir
untuk anda bila orang-orang di sekitar anda juga turut mempercayai dan
mengimaninya.
Sedangkan
mewujudkannya dalam perbuatan adalah perwujudan fisik apa yang kita
yakini. Tak hanya butuh di yakini ataupun diucapkan. Namun sikap kita
sebagai seorang yang beriman juga harus menunjukkan ataupun
menggambarkan bahwa anda telah beriman dengan mengamalkan apa yang Dia
perintahkan dan menjauhi dan menghindari apa yang Dia larang.
Sedangkan
apabila kita melihat kata rukun iman, maka anda akan mendapatkan arti,
suatu rukun untuk menunjukkan kemantaban hati dalam jalan islam. Dimana
rukun iman diwujudkan dalam enam isi yang apabila anda mengamalkan
keenamnya, maka akan bertambah pula keimanan anda dalam menjalankan
segala ajaran dan syariat islam.
Pengertian Rukun Iman
Rukun Iman
adalah tiang-tiang fondasi keimanan dari seorang muslim, apabila ia
memiliki dan mengamalkan rukun iman, maka dia akan memiliki keimanan
yang kuat. Dan apabila ia mengabaikan rukun iman dalam hidupnya, maka ia
akan dengan mudah diguncang hatinya dengan berbagai masalah dan
kegelisahan dalam keimanan.
Terdapat
enam rukun iman, yang didasarkan pada ayat-ayat Jibril pada kitab Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab.
Berikut keenam rukun iman tersebut:
- Iman kepada Allah
- Iman kepada Malaikat
- Iman kepada kitab-kitab Allah
- Iman kepada rasul
- Iman kepada hari akhir
- Iman kepada qodho dan qodar
Al-Qur’an dan Hadis Tentang Rukun Iman
Rukun iman
telah dicantumkan atau disebutkan di dalam al qur’an pada surat Al
Baqarah ayat 177 yang artinya: “Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu
adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi.” Disini disebutkan terdapat lima hal yang mampu
menjadi dasar keimanan atau sumber kebaikan dalam islam.
Sedangkan
dalam ayat lain menyebutkan : “Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang
diturunkan kepadanya dari tuhannya demikian pula orang-orang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya,
dan rasul-rasul Nya. Kami tidak membeda-bedakan antara seorang rasul
dengan yang lainnya.” Ayat ini merupakan ayat pada surat Al Baqarah ayat
285.
Sedangkan
khusus untuk beriman kepada takdir, Allah telah berfirman secara khusus
pada ayat 49 surat Al Qomar yang artinya “Sesungguhnya Kami menciptakan
segala sesuatu menurut ukuran.” Menurut ayat ini, Allah telah menuliskan
takdir dari tiap-tiap makhluk Nya tidak secara acak ataupun kebetulan,
melainkan semuanya dalam keadaan telah diperhitungkan baik dan buruknya.
Dalam
hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
salam pernah bersabda bahwa “Iman adalah: kamu beriman kepada Allah dan
malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari kemudian
dan takdir yang baik maupun yang buruk.” Dalam redaksi definisi rukun
iman dalam enam isi disebutkan dalam hadis ini.
Rukun Iman yang Ke-1: Iman Kepada Allah
Hal
pertama yang wajib di amalkan oleh seorang muslim untuk menambah
keimanannya dalam islam adalah anda harus mengimani tentang keberadaan
Allah Subhanallahu wa ta’ala. Seperti halnya saat anda ingin menjadi
seorang muslim sepenuhnya, maka anda harus mengucapkan dua kalimat
syahadat yang menunjukkan bahwa anda bersedia untuk beriman.
“Aku
bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah.” Hal ini menunjukkan bahwa saat anda memilih islam
sebagai agama anda, maka anda harus mengakui keesaan dari Allah dan
tidak ada dzat apapun yang mampu menjadi pesaing maupun mampu menjadi
sekutu Nya.
Cara
beriman kepada Allah ada dua macam, yaitu beriman kepada Allah secara
rububuiah yang berarti bahwa tiada yang mampu mencipta, menguasai dan
mengatur alam semesta kecuali Allah. Dan secara uluhiah yang berarti
bahwa tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah dan mengingkari
adanya tuhan lain selain Allah.
Mengimani
sifat Allah, yakni wujud, qidam, baqa’, almumatsalatu lil hawaditsi,
qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, qudrat, iradah, ilmu, hayat, sama’,
bashar’ kalam, qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, samian, basyiran,
mutakalliman. Mengimani sifat Allah dapat membantu anda untuk terus
menambah keimanan kepada Allah.
Rukun Iman yang Ke-2: Iman Kepada Malaikat
Malaikat
merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, malaikat juga
memiliki sifat untuk selalu patuh dan taat kepada apa yang diperintahkan
oleh Allah. Malaikat tidak memiliki nafsu, sehingga malaikat tidak
makan ataupun minum, melainkan malaikat selalu berdzikir kepada Allah
Subhanallahu wa ta’ala.
Sebagai
makhluk yang selalu taat kepada perintah Allah, malaikat berhak di
yakini dan diakui keberadaannya. Salah satu cara untuk mengimani
keberadaan malaikat adalah dengan menghafalkan dan memahami nama maupun
tugas dari masing-masing malaikat Allah. Anda juga cukup mengetahui dan
menghafal 10 malaikat utama beserta tugas-tugasnya, yakni:
- Malaikat Jibril, memiliki tugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada para Nabi atau rasul Nya.
- Malaikat Mikail, memiliki tugas untuk menurunkan hujan dan memberikan rezeki kepada setiap makhluk Allah.
- Malaikat Isrofil, memiliki tugas meniup sangkakala di hari penghabisan.
- Malaikat Izroil, memiliki tugas untuk mencabut nyawa.
- Malaikat Rakib, memiliki tugas mencatat amal baik manusia.
- Malaikat Atid, memiliki tugas mencatat amal buruk manusia.
- Malaikat Mungkar, memiliki tugas untuk menanyai roh dalam kubur.
- Malaikat Nakir, memiliki tugas untuk menanyai roh dalam kubur.
- Malaikat Malik, memiliki tugas untuk menjaga pintu gerbang neraka.
- Malaikat Ridwan, memiliki tugas untuk menjaga pintu gerbang surga
Rukun Iman yang Ke-3 : Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Allah
telah menurunkan beberapa kitab yang berisi tentang wahyu dan petunjuk
kepada nabi ataupun rasul, sehingga dapat mereka jadikan petunjuk untuk
para umat dan pengikutnya. Berdasarkan Al Qur’an, Allah telah menurunkan
empat buah kitab melalui malaikat jibril ataupun secara langsung kepada
masing-masing nabi dan rasul Nya. Berikut ini adalah keempat dari
kitab-kitab tersebut:
1. Kitab Taurat
Kitab
taurat merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa AS sebagai
petunjuk kepada kaumnya. Karena Nabi Musa saat itu menjadi Nabi yang
diutus kepada Bani Israil, maka kitab Taurat merupakan kitab petunjuk
yang di gunakan sebagai pedoman bagi Bani Israil. Isi dari kitab Taurat
merupakan 10 perintah tuhan atau dikenal sebagai The Ten Commandements.
2. Kitab Zabur
Kitab
Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS. Kitab ini ditujukan sebagai
petunjuk dan pedoman kepada para kaum Nabi Daud. Kitab ini disebut juga
sebagai “Mazmur” dan memiliki isi berupa nyanyian dan pujian kepada
Allah Subhanallahu wa ta’ala atas segala nikmat dan rahmat yang telah
Dia berikan kepada kaum Nabi Daud pada saat itu.
3. Kitab Injil
Kitab
Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS. Sama halnya dengan kitab Taurat,
kitab Injil diturunkan sebagai petunjuk dan pedoman bagi kaum Israil.
Isi dari kitab Injil adalah pokok tatacara untuk menjadalani kehidupan
secara zuhud, dimana kita di haruskan untuk meninggalkan berbuat
kerusakan dan memiliki sifat ketamakan saat di dunia.
4. Kitab Al Qur’an
Berbeda
dengan kitab-kitab yang lainnya, Al Qur’an merupakan kitab yang di
turunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam untuk
digunakan sebagai pedoman seluruh umat manusia di dunia. Kitab ini
diturunkan melalui perantara malaikat Jibril dan secara berangsur-angsur
atau tidak secara langsung, serta apabila kita membacanya maka kita
mendapat pahala.
Rukun Iman yang Ke-4: Iman Kepada Rasul
Salah satu
cara mengimani nabi dan rasul Allah adalah dengan cara mempercayai
bahwa Allah telah mengutus manusia dengan segala kelebihannya untuk
memberikan petunjuk kepada kaumnya dan juga seluruh umat manusia di muka
bumi ini untuk beriman dan mengakui keesaan Allah Subhanallahu wa
ta’ala. Serta mengenal dan mengetahui 25 nama-nama wajib Nabi dan rasul:
- Nabi Adam As.
- Nabi Idris As.
- Nabi Nuh As.
- Nabi Hud As.
- Nabi Sholeh As.
- Nabi Ibrahim As.
- Nabi Luth As.
- Nabi Ismail As.
- Nabi Ishak As.
- Nabi Yakub As.
- Nabi Yusuf As.
- Nabi Ayub As.
- Nabi Sueb As.
- Nabi Musa As.
- Nabi Harun As.
- Nabi Zulkifli As.
- Nabi Daud As.
- Nabi Sulaiman As.
- Nabi Ilyas As.
- Nabi Ilyasa As.
- Nabi Yunus As.
- Nabi Zakariya As.
- Nabi Yahya As.
- Nabi Isa As.
- Nabi Muhammad SAW.
Diantara
25 nabi ini terdapat 5 orang rasul yang memiliki kelebihan dibandingkan
nabi-nabi lain dan memiliki gelar Ulul Azmi yang berarti Nabi atau rasul
yang memiliki kesabaran yang luar biasa. 5 orang rasul tersebut adalah
Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Kelima
Nabi atau rasul ini wajib memiliki sifat jujur, dapat dipercaya, amanah
dan cerdas.
Rukun Iman yang Ke-5: Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir
atau disebut juga hari kiamat merupakan akhir dari seluruh kehidupan di
dunia. Pada saat itu, dunia dan seluruh isinya akan hancur secara
berkeping-keping. Tidak akan ada kehidupan satu pun baik manusia maupun
makhluk gaib seperti malaikat maupun iblis. Pada hari kiamat ini tidak
akan ada satupun makhluk yang bisa lolos dari kehancuran yang
membinasakan.
Menanamkan
keyakinan bahwa hari akhir itu akan benar-benar ada dan terjadi membuat
anda menjadi lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanallahu wa
ta’ala, agar mendapatkan ampunan dari segala dosa dan diselamatkan dan
di berikan tempat di surga nantinya. Hari kiamat da kedahsyatannya pun
telah banyak disebutkan serta dikisahkan dalam Al Qur’an maupun hadis.
Allah
berfirman dalam surat Al Hajj atay 6-7, yang artinya “Yang sedemikian
itu supaya kamu mengerti bahwa Tuhan Allah itu Tuhan yang benar dan
Tuhan itu menghidupkan segala yang telah mati. Lagi Allah itu maha kuasa
atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak
ragu lagi. Tuhan Allah benar-benar akan membangkitkan orang-orang yang
ada dalam kubur.”
Allah juga
berfirman dalam surat Az Zumar ayat 68, bahwa “Sungguh pada hari kiamat
akan ditiup sangkakala (terompet) lantas matilah sekalian apa yang ada
di langit dan yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian akan ditiup padanya sekali lagi, kemudian mereka sekalian akan
bangkit memandang (menunggu keputusan).”
Rukun Iman yang Ke-6: Iman Kepada Qodho dan Qodar
Qodho
merupakan suatu keputusan atau nasib dari seseorang yang telah bersifat
tetap dan tidak bisa di ubah lagi, seperti hari kematian. Sedangkan
qodar adalah takdir atau nasib yang masih berupa perkiraan atau masih
dapat diusahakan untuk diperbaiki atau diarahkan ke arah yang lebih
baik, dan tentunya atas izin Allah Subhanallahu wa ta’ala, salah satunya
adalah kapan rezeki akan di berikan.
Saat anda
ingin mengimani qodho dan qodar Allah maka anda juga harus mengimana 4
perkara, yakni percaya bahwa Allah telah mengimani seluruh apa yang
telah maupun yang belum terjadi, Allah telah menuliskan segala ketentuan
dan takdir makhluk hidup dan menuliskannya di lauh al-Mahfudz, tidak
ada segala sesuatu yang diam atau bergerak tanpa izin Allah dan semua
adalah ciptaan Allah.
Rukun Iman Menurut Islam Syi’ah
Islam
memang satu, namun terdapat beberapa golongan yang juga mengatas namakan
Islam. Berbeda dengan kelompok islam golongan sunni, kelompok islam
golongan syi’ah memiliki pendapat lain tentang isi rukun iman, yakni
- At-Tauhid (Keesaan)
- Al-Adhalah (Keadilan)
- An-Nubuwah (Kenabian)
- Al-Imamah`(Keimanan, kepemimpinan setelah Nabi Muhammad)
- Al-Ma’ad
Memang
sedikit berbeda, namun hal tersebut merupakan perbedaan pendapat
seseorang dengan seseorang yang lain. perdebatan dari tiap golongan bisa
saja terjadi, namun hal tersebut seharusnya mampu menguatkan tentang
arti keimanan. Bukan menjadi cekcok perbedaan pendapat yang ada. Dan
pemahaman ini dapat di jadikan dasar oleh masing-masing golongan untuk
menambah keimanan mereka. Waallahu a’lam…
Rukun Islam
Pengertian tentang islam yang berasal dari kata ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai atau kedamaian. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:
Pengertian tentang islam yang berasal dari kata ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai atau kedamaian. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya
: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka
condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8:61).
Dengan penjelasan yang termaktub pada sebuah hadits:
عَنْ
أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ
أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ
الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ
رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)
Artinya
: “Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu
berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada
Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3)
mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa
Ramadhan”. (HR Bukhari dan Muslim).
1. Syahadat
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَََّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalh utusan Alloh.”
Makna Laa Ilaaha Illallaah.
Makna dari kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (laa ilaaha illallaah) adalah لاَ مَعْبُوْدَ بِِِِِحَقٍّ إِلاَّ اللهُ (laa ma’buda bi haqqin ilallaah), tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua sesembahan yang disembah oleh manusia berupa malaikat, jin, manusia, matahari, bulan, bintang, kubur, pohon, batu, kayu dan lainnya, semuanya merupakan sesembahan yang batil, tidak bisa memberikan manfaat dan tidak dapat menolak bahaya.
Makna Laa Ilaaha Illallaah.
Makna dari kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (laa ilaaha illallaah) adalah لاَ مَعْبُوْدَ بِِِِِحَقٍّ إِلاَّ اللهُ (laa ma’buda bi haqqin ilallaah), tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua sesembahan yang disembah oleh manusia berupa malaikat, jin, manusia, matahari, bulan, bintang, kubur, pohon, batu, kayu dan lainnya, semuanya merupakan sesembahan yang batil, tidak bisa memberikan manfaat dan tidak dapat menolak bahaya.
Dalil yang menerangkan tentang syahadat itu adalah:
شَهِدَ
اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ
الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ
Artinya
:“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada sesembahan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada
sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS al Imran: 18)
2. Mendirikan Sholat
Penjelasannya adalah sebagai seorang muslim tentunya diwajibkan untuk melaksanakan perintahan yang wajib seperti mendirikan sholat lima waktu yang termasuk pada rukun islam bahkan dalam hadits di jelaskan bahwa sholat itu adalah tiangnya agama, oleh sebab itulah mengapa sholat termasuk pada rukun islam. Adapun salah satu dali yang menerangkan wajibnya mendirikan sholat sebagaimana yang ada pada:
Penjelasannya adalah sebagai seorang muslim tentunya diwajibkan untuk melaksanakan perintahan yang wajib seperti mendirikan sholat lima waktu yang termasuk pada rukun islam bahkan dalam hadits di jelaskan bahwa sholat itu adalah tiangnya agama, oleh sebab itulah mengapa sholat termasuk pada rukun islam. Adapun salah satu dali yang menerangkan wajibnya mendirikan sholat sebagaimana yang ada pada:
وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ
Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.” QS. Al-Ankabut ayat 45
رأس الأمرالإسلام، وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد في سبيل الله
Artinya : “Pokok urusan adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad”.(HR Tirmidzi)
3. Membayar Zakat
Wajib bagi setiap individu umat ilsam untuk membayar zakat terutama zakat fitrah dengan ketentuan yang sudah dijelaskan oleh para ulama, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal. Hal ini bisa dilihat dari keterangan dalil yang menerangkan wajib membayar zakat diantaranya :
Wajib bagi setiap individu umat ilsam untuk membayar zakat terutama zakat fitrah dengan ketentuan yang sudah dijelaskan oleh para ulama, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal. Hal ini bisa dilihat dari keterangan dalil yang menerangkan wajib membayar zakat diantaranya :
Firman Allah ta’ala:
وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ
Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku‘. (QS. Al Baqarah: 43)
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ
Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka. (QS. At Taubah:
103)
Alhadits
: “Sehingga tidak mengherankan Abu Bakar as Shiddiq berkata, “Aku
benar-benar akan memerangi orang-orang yang memisahkan antara shalat
dan zakat” (HR Bukhari Muslim).
4. Puasa di Bulan Ramadhan
Diwajibkan bagi setiap individu muslim untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan, sebagaimana yang telah diterangkan dalan sebuah dalil:
Diwajibkan bagi setiap individu muslim untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan, sebagaimana yang telah diterangkan dalan sebuah dalil:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya
: ““Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kalian bertakwa”. (Q.S Albaqoroh ayat 183)
خَمْسُ
صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ
غَيْرُهُنَّ قَالَ : لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ وَصِيَامُ شَهْرِ
رَمَضَانَ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهُ فَقَالَ : لاَ. إِلاَّ أَنْ
تَطَّوَّعَ . وَذَكَرَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ : لاَ. إِلاَّ
أَنْ تَطَّوَّعَ . قَالَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ وَاللَّهِ
لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ .
Artinya
: “Shalat lima waktu (diwajibkan) dalam sehari dan semalam.” Maka, ia
berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak
ada, kecuali hanya ibadah sunnah. Juga puasa Ramadhan.” Maka, ia
berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak
ada, kecuali hanya ibadah sunnah,” dan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi
wa sallam menyebutkan (kewajiban) zakat terhadapnya. Maka, ia berkata,
‘Apakah ada kewajiban lain terhadapku?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada,
kecuali hanya ibadah sunnah.” Kemudian, orang tersebut pergi seraya
berkata, “Demi Allah, saya tidak akan menambah di atas hal ini dan tidak
akan menguranginya.’ Maka, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Ia telah beruntung apabila jujur.’.”
5. Pergi Ibadah Haji
Bagi muslim yang mampu untuk melaksanakan ibadah hajji baik mampu secara ibadah, biaya maupun mampu dalam pengertian bisa melaksanakannya sesuai dengan nishob dan persyaratannya, maka di wajibkan kepadanya untuk melaksanakan ibadah haji itu. Banyak dalil alquran yang menerangkan akan kewajiban haji tersebut diantaranya:
Bagi muslim yang mampu untuk melaksanakan ibadah hajji baik mampu secara ibadah, biaya maupun mampu dalam pengertian bisa melaksanakannya sesuai dengan nishob dan persyaratannya, maka di wajibkan kepadanya untuk melaksanakan ibadah haji itu. Banyak dalil alquran yang menerangkan akan kewajiban haji tersebut diantaranya:
وَأَتِمُّواْ
الْحَجَّوَ الْعُمْرَ ةَ لِلّهِفَإِ نْأُ حْصِرْ تُمْفَمَا اسْتَيْسَرَ
مِنَا لْهَدْ يِوَلاَ تَحْلِقُواْ رُؤُ و سَكُمْحَتَّى يَبْلُغَالْهَدْ
يُمَحِلَّهُفَمَن كَا نَمِنكُممَّرِ يضاًأَوْ بِهِأَذًى مِّنرَّ
أْسِهِفَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍأَوْصَدَقَةٍأَوْ نُسُكٍفَإِذَا
أَمِنتُمْفَمَنتَمَتَّعَبِا لْعُمْرَةِ إِلَىالْحَجِّفَمَا اسْتَيْسَرَمِنَ
الْهَدْيِفَمَن لَّمْيَجِدْفَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍفِيا
لْحَجِّوَسَبْعَةٍ إِذَ ارَ جَعْتُمْتِلْكَعَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ذَلِكَلِمَن
لَّمْيَكُنْأَ هْلُهُ حَا ضِرِ يا لْمَسْجِدِ الْحَرَامِوَاتَّقُواْ
اللّهَوَاعْلَمُواْ أَنَّاللّهَ شَدِ يدُ الْعِقَا بِ
Artinya
: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah)
kurban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu sebelum
kurban sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang
sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka wajiblah
atasnya berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah, atau berkurban.
Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
umrah sebelum haji (di dalam bulan Haji), (wajiblah dia menyembelih)
kurban yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak menemukan (binatang
kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji
dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh
(hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram
(orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertakwalah kepada
Allah dan ketauhilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS.
Al-Baqarah:196)
الْحَجُّ
أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا
فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ
يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّـقْوَى
وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَـابِ
Artinya:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak
boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
(QS. Al Baqarah:197).
Makna
dan tujuan dari pada penjelasan mengenai rukun islam dan rukun itu
merupakan bagian penting untuk mengaplikasikan segala apa yang menjadi
bentuk kaidah dalam beribadah agar senantiasa berada dalam jalan
keselmatana sebagai tujuan kahir dalam meraih keriddhoan Allah S.W.T.
Posting Komentar untuk "Rukun Iman dan Rukun Islam : Pengertian, Urutan, Penjelasan, Makna (Lengkap)"